Syarat Mendapat Syafaat Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ القِيَامَةِ؟
”Ya Rasulullah, siapakah orang yang berbahagia karena mendapatkan syafaat anda di hari kiamat?”
Anda tahu bagaimana jawaban Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Ooh.. orang yang bebahagia karena mendapatkan syafaatku adalah mereka yang memperingati hari kelahiranku…!!?
Tapi ternyata jawabannya bukan demikian. Jawaban beliau,
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ، مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ، أَوْ نَفْسِهِ
”Orang yang berbahagia karena mendapatkan syafaatku adalah orang yang mengikrarkan laa ilaaha illallah, ikhlas dari dalam hatinya atau dari dalam dirinya.” (HR. Ahmad 8858, Bukhari 99 dan yang lainnya).
Mereka yang mendapat syafaat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mereka yang mentauhidkan Allah, dan bukan mereka yang merayakan peringatan maulid beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.